Recovery kondisi Denyut Nadi dengan Joging dan Istirahat Dinamis

Autor(s): Bagas Dwi Laksana, Surdiniaty Ugelta, Jajat Jajat
DOI: 10.25157/jkor.v5i2.2151

Abstract

Latar belakang dan tujuan dari penelitian yaitu, untuk mengkaji apakah ada perbedaan pengaruh recovery jogging dengan recovery dinamis terhadap pulih asal denyut nadi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kausal komparatif, dan teknik pengambilan data dengan pusposive sampeling. Sampel dibagi menjadi 2 tim jogging dengan recovery dinamis. Sampel berjumlah 10 orang dan terdiri dari 2 tim futsal laki – laki yang berusia 18 – 24 tahun. Instrumen pada penelitian menggunakan alat ukur tes bantu heart rate polar Ft 7. Tujuan alat heart rate monitor ( Hrm ) adalah untuk memonitor detak jantung sampel pada tes penelitian games futsal secara langsung, atau real time, menampilkan jumlah detak jantung per menit secara langsung, selama beraktivitas jasmani. Berdasarkan hasil pengolah data menunjukan tidak ada perbedaan, bila dilihat dan dijelaskan dari hasil deskriptif terjadi perbedaan hasil  angka data yaitu, hasil penelitian recovery istirahat aktif jogging 11.0 dan recovery istirahat aktif dinamis 31.20. Penulusuran atau penelitian lebih lanjut yang spesifik dan sistematis harus diperlukan karena untuk akurasi hasil data penelitian. Disarankan agar dilakukan tes kebugaran Vo2 max lebih dahulu karena untuk mengetahui kondisi fisik sampel penelitian.

Full Text:

Full Text PDF

References

Afriwardi, 2008. Pengaruh Pemulihan Aktif Dan Pemulihan Pasif Terhadap Lamanya Perubahan Kadar Laktat Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Majalah Keodekteran Andalas. Vol 32. No. 2

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; Rineka Cipata. 2006.

Bafirman. 2006. Fisiologi Olahraga. Buku Ajar Tidak Diterbitkan. Padang : FIK UNP.

Barbedo A. Granda J and Manuel V (2008). Match Analysis And Heart Rate Of Futsal Palyers During Competition.

Brick, L. (2001). Bugar Dengan Senam Aerobik. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Dangsina Moeloek, (1984). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Depdikbud, (1995). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani.

Dinagsit, D. (2009). Perbedaan Pengaruh Metode Massage Air (Hydromassage) Dan Metode Massage Manual Terhadap Performa Setelah Kelelahan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Ervana, A. 2010. Efektifitas Pemberian ATP dari Luar Terhadap Pemulihan Kelelahan Otot Gastrocnemius Rana SP, Bogor : FKH IPB.

Fox,LE., Bower,R., and Foss,M,: 1988, The Physiology Basis of Physical Education and Athletics; New York: Sunders College Publishing. Guyton, A.C.; 1991; Fisiologi Kedokteran;(terjemahan); Jakarta:EGC

Giriwijoyo, S dan Zafar Sidik, D. (2012) Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung Fakultas Pendidikan Olahraga dan kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Giriwijoyo, Santosa dan Dikdik Zafar Sidik. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga Bandung : Rosda.

Gur, E. (2012. A Comprison Of Blood Lactate Level And Heart Rate Following A Peak Anaerobic Power Test In Dufferent Exercise Loads. European Journal Of Expreimental Biology, 1854-1861.

Guyton. 1994. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi ke 7. Jakarta : EGC. Hal. 149 – 166, 202 – 204.

Hairy, J (2003). Daya Tahan Aerobik. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Indonesia.

Halson, S.L., Bartram, J., West, N., Stephens, J ., Argus, C. K., Driller, M. W Martin, D T. (2014). Does Hydrotherapy Help Or Hinder Adaptation To Training In Competitive Cyclists. Med Sci Sports Exerc, 46 (8), 1631-1639.

Harsono 1988, Coaching dan Apek-aspek Psikologis dalam coaching. C.V. Tambak Kusuma, jakarta.

Harsono, (2016). Latihan kondisi fisik (untuk atlet dan kesehatan). Bandung. FPOK-UPI Bandung.

Hartono, widiyanto, Suprijanto. 2012. Perubahan Kadar Asam Laktat Darah dan Performa Anaerobik Setelah recovery Oksigen dan recovery Aktif. Jurnal IPTEK Olahraga. Vol. 14. No. 2.

Hasyim Efendi(1983). Fisiologi Kerja dan Olahraga serta Peranan Tes Kerja (Exercise Test) untuk Diagnostik. Bandung: Penerbit Alumni. Hlm 59-121.

Hernawati. Produksi Asam Laktat Pada Exercise Aerobik dan Anaerobik. FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Imanudin, I. (2014). Tabel Skala Intensitas Berdasarkan Denyut Nadi Bahan Ajar Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Iztok Kavacic Dkk, (2012). Comparative Stufy Of Measured And Predicted Vo2max During A Multi-Stage Fitness Test With Junior Soccer Players. Comparative Study Of Measured And Predicted. Kinesiology (2012).

Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga.Jakarta:Depdikbud. Dirjendikti.

Kasiyo Dwijowinoto (1993). Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang : IKIP Semarang Press.

M. Anwari Irawan. 2007. Glukosa & Metabolisme Energi. Polton Sport Scince&Performance Lab. Vol 06. http://www.pssplab/journal/06.pdf.

Menzies, P., Menzies, C., Mcintyre, L., Paterson, P., Wilson, J., & ole, K.J. (2010). Blood Lactate Clearance During Active Recovery After An Intense Running Bout Depends On The Intensity Of The Active Recovery. Journal Of Sport Science, 975-982.

M. Sajoto, 1996, Peningkatan dan pembinaan kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Semarang, Dahara Prize.

Mondero , J., & Donne, B. (2000). Effectof Recovery Interventions On Lactate Removal And Subsuequent Performance. Internasional Journal Of Sport Science 593-597.

Nurhasan. (2013). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung STKIP.

Plowman, S. A., & Smith, D. L (2011). Exercise Physiology For Heath, Fitness, And Performance, Philadhelphia: Lippincott William & Wilkins.

Pyke dalam Sukadiyanto dan Muluk, (2011: 80) Tabel Metode Latihan Daya Tahan dan Sasaranya.

Sukadiyanto, (2011). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung Lubuk Agung.

Suniar, Leaene. (2002). Dukungan Zat-Zat Gizi Untuk Menunjang Prestasi Olahraga. Jakarta: Kalamedia.

Supariasa, I.D.N. dkk. 2013. Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Soekarman, (1998). Peningkatan dan pembinaan Kondisi Fisik. Semarang: IKIP Semarang.

Soekarman, “Dasar Olahraga untuk Pembina, pelatih dan Atlet,”Jakarta: KPT Inti Idayu Press, 1987.

Stolen, T., Chamari, K., Castagna, C., & Wisloff, U. (2005). Phyiology of Soccer sports medicine 25 (6), 501-536. Htttps://doi.org/10.2165/00007256-200535060-00004.

Tambayong, Jan. 2001. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Tokmakidis, S.P., Toubekis, A. T., & Smilios, I. (2011) . Active Versus Passive Recovery: Metabolic Limitatitons And Performance Out Come. In M. A. Powell, Physical Fitness Training, Effect And Maintraining (Pp. 1-43). New York: Nova Science Publisher.

Valenzila , P . L., Vila, d. P., & Ferragut, C. (2015). Effect Of Two Types Of Active Recovery On Fatigue And Climbing Performance. Journal Of Sport Science And Medicine, 769-775.

Wiarto, Giri (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widiyanto, 2007. Latihan Fisik dan Laktat. Jurnal Midikora FIK UNY

Refbacks

  • There are currently no refbacks.