PERTEMUAN RUMUS COSINUS DAN SINUS DENGAN HAVERSINE DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT

Agus Solikin

Sari


Rumus perhitungan arah kiblat ada empat rumus perhitungan yaitu rumus cosinus dan sinus, rumus analogi Napier, rumus cosinus dan sudut bantu, serta rumus haversine. Berkenaan dengan hal itu, yang perlu diperhatikan yaitu, adanya kesenjangan penggunaan rumus perhitungan tersebut. Rumus cosinus dan sinus sering digunakan dalam perhitungan arah kiblat pada literatur-literatur falak, sedangkan rumus haversine jarang digunakan. Selaras dengan hal itu, menurut hemat penulis antara dua rumus tersebut saling memiliki keterkaitan, sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk menjawab rumusan masalah yaitu berkaitan tentang pertemuan rumus cosinus dan sinus dengan rumus Haversine dalam perhitungan arah kiblat. Menjawab rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini dirancang dalam penelitian deskriptif kualitatif, dengan sumber data literatur-literatur yang terkait dengan fokus penelitian. Data dikumpulkan dengan cara penelaahan dokumen-dokumen tersebut, selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif analitis induktif yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pertemuan rumus cosinus dan sinus dengan rumus Haversine dalam perhitungan arah kiblat bertemu dalam konsep segitiga bola, dan jika diaplikasikan dalam perhitungan arah salat umat Islam maka memiliki kemungkinan hasil yang sama atau berbeda. Jika hasil kedua rumus berbeda, namun sejatinya menunjukkan arah yang sama jika dihubungkan dengan konsep azimut.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alkalali, A. M. (1981). Kamus Indonesia Arab. Jakarta: Bulan Bintang.

Anugraha, R. (2012). Mekanika benda langit. Yogyakarta: Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada.

Azhari, S. (2007). Perjumpaan khazanah islam dan sains modern. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Bettinger, A. K., & Englund, J. A. (1963). Algebra and trigonometry, seranton. International Texbook Company.

Departemen Agama RI. (2005). Al-Qur῾an dan terjemahnya. Bandung: JUMẤNATUL ‘ALῙ-ART.

Hambali, S. (2011). Ilmu falak. Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang.

Koesdiono. (2002). Ilmu ukur segitiga bola. Bandung: Jurusan teknik geodesi, Institut Teknologi Bandung.

Murray, D. A. (1908). Spherical trigonometry. New York: Longmans, Green, And Co.

Nawawi, A. S. (2010). Ilmu falak cara praktis menghitung waktu salat arah kiblat dan awal bulan. Sidoarjo: Aqaba.

Purwanto, A. (2012). Penentuan arah kiblat. Makalah Pelatihan Hisab Falak PWM Jatim.

Shodiq, S. (1994). Ilmu falak 1. Surabaya: Fakultas syari’ah Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Smart, W. M. (1997). Text book on spherical astronomy. Cambride: Cambridge University Press.

Solikin, A. (2017). Matematika falak. Cirebon: Lovrinz.

Suryana. (2010). Metode penelitian model praktis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung : UPI




DOI: http://dx.doi.org/10.25157/teorema.v5i2.3671

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

Laman Teorema: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/teorema/index

Terindek: