PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN MEMIRSA (VIEWING) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Abstract
ABSTRAKSalah satu jenis keterampilan berbahasa yang baru muncul dan dinyatakan secara eksplisit di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai Kurikulum Merdeka adalah keterampilan memirsa. Memirsa yang dimaksud di dalam Kurikulum Merdeka ini berbeda dengan membaca meskipun keduanya berfokus pada indera penglihatan atau mata. Membaca berfokus pada bahasa berwujud tulisan, sedangkan memirsa berfokus pada bahasa yang berwujud visual seperti gambar atau foto. Sebagai sebuah keterampilan berbahasa yang tergolong baru di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, sangat penting bagi guru untuk mengetahui persepsi para siswa terhadap keterampilan memirsa ini sehingga dapat dijadikan masukan yang berharga untuk merancang pembelajaran memirsa yang bermakna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan angket. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pertama, sebagian besar siswa yang menjadi responden yakni 83,4% lebih menyukai bahasa gambar atau visual daripada bahasa berwujud tulisan. Hal ini karena mereka yakini bahwa gambar membahasakan lebih banyak informasi daripada teks tertulis dan gambar membantu mereka memahami informasi dengan lebih mudah. Kedua, sebanyak 92,69% siswa yang menjadi responden paling menyukai buku yang berisi perpaduan teks dan gambar dibandingkan dengan buku yang hanya mengandung teks tertulis. Hal ini karena mereka meyakini bahwa teks dengan gambar akan mempermudah mereka dalam memahami informasi. Ketiga, sejumlah 85,6% siswa paling suka melihat gambar, foto, dan video dibandingkan membaca novel yang berisi teks tulis dan hal ini yang membuat waktu mereka untuk melihat foto, gambar, dan video lebih banyak daripada untuk membaca teks tulis.Kata Kunci: memirsa, literasi, visual, multimodal ABSTRACTOne type of language skill that has just emerged and is stated explicitly in Indonesian Language subjects according to the Kurikulum Merdeka is viewing skills. Viewing as referred to in the Kurikulum Merdeka is different from reading, even though both focus on the sense of sight or eyes. Reading focusses on written language, while viewing focusses on visual language such as pictures or photos. As a relatively new language skill in Indonesian language learning at school, it is important for teachers to know students' perceptions of this viewing skill so that it can be used as valuable input for designing meaningful viewing learning. This research uses a qualitative descriptive method with data collection techniques using questionnaires. The results obtained from this research are first, the majority of students who were respondents, namely 83.4%, preferred pictorial or visual language to written language. This is because they believe that images convey more information than written text, and images help them understand information more easily. Second, as many as 92.69% of students who were respondents most liked books that contained a combination of text and images compared to books that only contained written text. This is because they believe that text with images will make it easier for them to understand the information. Third, 85.6% of students prefer looking at pictures, photos, and videos more than reading novels that contain written text, and this means they spend more time looking at photos, pictures, and videos than reading written text.Keywords: viewing, literacy, visual, multimodal
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.25157/literasi.v8i2.16488
Refbacks
- There are currently no refbacks.
___________________________________________________________________
View My Stats
Jurnal Literasi at http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/literasi is licensed under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.