IDENTIFIKASI PELAKU BISNIS, BISNIS MODEL, DAN PLATFORM SAYURAN ORGANIK DI INDONESIA

Abstract

Masih rendahnya pencapaian dan perwujudan SDGS 12 (Responsible Consumption and Production) atau produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab di dunia termasuk Indonesia yang berada di bawah Malaysia dan Thailand di peringkat ke-5. Hal yang sama berdasarkan data Dirjen Pangan dan Hortikultura pelaku bisnis masih rendah menerapkan SDGS12 ini. Pertanian organik yang sejalan dengan prinsip SDGS12 masih sangat kecil sekitrar 146 pelaku saja, dengan bisnis model sederhana. Adapun Platform produk pangan yang ada pada kenyatannya tidak sedikit yang seumur jagung , koleps dan tidak berkelanjutan pasca apanfemi Covid. Penelitian dilaksanakan di wilayah provinsi yang melakukan pertanian organik terkhusus sayuran, pada bulan Februari – April 2023, metode survey dan deskriptif kualitatif, dengan teknik sampling purposive sampling dan FGD, Sumber data Primer dan sekunder. Hasil penelitian diperoleh adalah Pelaku bisnis sayuran organik di Indonesia ada di 10 Provinsi, terdiri dari 20 individu/corporate , dan 26  kelompok . Produk kelompok yang diusahakan : aneka Sayuran , buah, herbal, olahan buah, olahan sayur, herbal drink, bibit sayur. Bisnis model yang dibangun oleh pelaku bisnis sayuran organik diantaranya: Social Business Model, dan Canvas Business Model  (BMC ) Platform sayuran organic yang aktiv beroperasi ada lebih dari 5 diantaranya : Lingkar  organic, Kecipir, 1000 kebun, Edas, Sesa.id, PLUS, FN Smart Planting