ANALISIS KERAPATAN LENTI SEL PADA TUMBUHAN DI EKOSISTEM MANGROVE KECAMATAN KAMPUNG LAUT

Desi Ratnasari, Romdah Romansyah

Sari


Kerapatan lenti sel ditemukan pada tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove, hal ini karena tumbuhan mengalami modifikasi fisiologi untuk menyesuaikan dengan habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerapatan dan perbedaan karakteristik lenti sel di ekosistem mangrove Kecamatan Kampung Laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2018 di Ekosistem Kecamatan Kampung Laut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Spesies tumbuhan yang diamati meliputi 10 yaitu Api-api (Avicenia officinalis), Pedada (Sonneratia caseolaris), Bakau putih (Rhizopora mucronata), Ketapang (Terminalia catappa), Daruju bunga putih (Acanthus ebracteadus),  Daruju berduri (Acanthus ilifalius), Nypa (Nypa fructicans), Nyomlang/permot (Passiflora foetida), Warakas daun lebar (Acrosthicum spesiosum), Warakas daun panjang (Acrosthicum aureum). Pada Api-api (Avicenia officinalis) kerapatan lenti sel terdapat pada organ akar 1,9 ,  Pedada (Sonneratia caseolaris) kerapatan lenti sel terdapat pada organ batang 1,5 , Bakau putih (Rhizopora mucronata) kerapatan lenti sel terdapat pada organ akar 1,4  ,Ketapang (Terminalia catappa) kerapatan lenti sel terdapat pada organ batang 13 , Daruju bunga putih (Acanthus ebracteadus)kerapatan lenti sel terdapat pada organ akar 0,9 , Daruju berduri (Acanthus ilifalius kerapatan lenti sel terdapat pada organ akar 1,6 , dan pada Nypa (Nypa fructicans), Nyomlang/permot (Passiflora foetida), Warakas daun lebar (Acrosthicum spesiosum), Warakas daun panjang (Acrosthicum aureum) tidak memiliki lenti sel. dan perbedaan Karakteristik ukuran dan warna lenti sel pada kesepuluh spesies tumbuhan di ekosistem mangrove yang diamati, kemungkinan bahwa setiap genetik spesies tumbuhan berbeda. Tetapi tekstur rata-rata keras. 

Referensi


Darmadi, M. et al. (2012). “Struktur Komunitas Vegetasi Mangrove Berdasarkan Karakteristik Substrat di Muara Harmin Desa Cangkring Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu”.Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 03(3):347-358

Febrina, L. (2012). Mangrove Pilar Yang Terlupakan. Tangerang. PT Nusantaralestari Cerioptama.

Heddy, S. (2012). Metode Analisis Vegetasi Dan Komunitas. Depok. PT Rajagrafindo Persada.

Purnobasuki, H (2011). “Struktur Lentisel pada Pneumatophores Avicennia marina: sebagai Alat Aerating Memberikan Oksigen pada akar Mangrove”.

Jurnal Biota. Vol.6 (2):309-315

Purwanto, A. et al.(2014). “Analisis Sebaran Dan Kerapatan Mangrove Menggunakan Citra Landsat 8 Di Segara Anakan Cilacap”. JurnalSeminar Nasional Pengindraan Jauh.

Setyawan, A. (2003). “Ekosistem Mangrove Di Jawa: Kondisi Terkini 1”. Jurnal Biodiversitas.Vol. 4(2):133-145.

Setyawan, A. (2006). “Pemanfaatan Langsung Ekosistem Mangrove Di Jawa Tengah danPenggunaan Lahan Di Sekitarnya; Kerusakan Dan Upaya Restorasinya”. Jurnal Biodiversitas. Vol. 7(3):282-291.

Samiyarsih, S. et al. (2016). “Karakter Anatomi Daun Tumbuhan Mangrove Akibat Pencemaran di Hutan Mangrove Kabupaten Cilacap”. Jurnal Biosfera. Vol 33(1):31-36.




DOI: http://dx.doi.org/10.25157/jpb.v10i1.7169

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Jurnal ini terindeks :

Google Schoolar Garuda Dimension Crossref SINTA