POLITIK PERANAKAN TIONGHOA DI KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Dian Festianto

Sari


 Penelitian ini bertujuan menjelaskan penggunaan modalitas peranakan Tionghoa dalam ranah politik elektoral di Kabupaten Belu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus bersifat deskriptif analitis. Konsep modalitas dari Bourdieu penulis gunakan sebagai kerangka analisis. Penulis melakukan wawancara mendalam dengan politisi peranakan Tionghoa sebagai informan kunci dengan menggunakan teknik purposive sampling dan tim sukses sebagai informan tambahan. Pengolahan data penelitian menggunakan metode triangulasi untuk menjamin reabilitas, validitas, dan generabilitas. Hasil penelitian menunjukkan politisi peranakan Tionghoa melakukan konversi modal sosial dan modal ekonomi menjadi modal politik ke dalam tiga ranah secara bersamaan, yang pada akhirnya menghantarkan mereka menduduki jabatan politik baik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun kepala daerah. Fenomena demokratisasi lokal di Kabupaten Belu memiliki dua implikasi. Pertama; kondisi masyarakat local masih tradisional, berpendidikan rendah dan relatif miskin dan belum memiliki orientasi politik yang jelas cenderung mudah dimobilisasi oleh para politisi. Kedua, pada saat yang bersamaan partisipasi peranakan Tionghoa dalam ranah politik elektoral telah mewujudkan representasi politik substansi, karena kelompok minoritas terwakili dalam sistem politik formal. Untuk itu,  regulasi tentang pembatasan biaya kampanye dan sanksi berat bagi politisi yang melakukan praktek pembelian suara sangat diperlukan guna mendukung penguatan substansi demokrasi di ranah lokal.

Kata Kunci


Peranakan Tionghoa; modalitas; politik elektoral; demokratisasi lokal.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ardi, A. M.(2014), “Perempuan di Legislatif: Advokasi Perempuan Legislatif Bagi Kepentingan Dapil Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur”, Jurnal Politik Muda, Vol. 3, No. 3, pp. 303-318.

Birner, R. and Wittmer, H.(2014), “Converting Social Capital into Political Capital. How do local communities gain political influence? A theoritical approach and empirical evidence from Thailand and Columbia”, The 8th Biennial Conference of the International Association for the Study of Common Property (IASCP), diakses darihttps://pdfs.semanticscholar.org/925d/bd4d9d7badcebbe5b8f42b3d53e5ccc15597.pdf, pada 10 September 2019.

Casey, K. L.(2005), “Defining Political Capital: A Reconsideration of Bourdieu’s Theory”, Paper Presented at the Illinois State University Conference for Students of Political Science. University of Missouri-St. Louis, diakses darihttps://www.researchgate.net/publication/237710955_Defining_Political_Capital_A_Reconsideration_of_Bourdieu's_Interconvertibility_Theory/link/5b16bddda6fdcc6d3e04cb2b/download, pada 7 Oktober 2019.

Creswell, J. W.(2010), Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Third Edition. Translation: Achmad Fawaid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Field, J.(2003), Social Capital, London: Routledge.

Halim, A.(2018), Politik Lokal Aktor, Problem, dan Konflik dalam Arus Demokratisasi, Malang: Intrans Publishing.

Juliastutik (2010), “Perilaku Elit Politik Etnis Tionghoa Pasca Reformasi”, e-journal ofHumanity, Vol. 6, No. 1, pp. 45-58, diakses darihttp://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/852/2971, pada 13 Oktober 2019.

Reuter, T. K.(2013), “Konflik Etnis”, in Ishiyama, John, T. & Breuning, M. In Ishiyama, John T., & Breuning M. (Eds). Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad ke-21 Sebuah Referensi Panduan Tematis, pp. 232-247, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Leege, D. C. Dan Kenneth D. W.(2007), “Meaning, Cultural Symbols, and Campaign Strategies”, in Neumann W. R (et al), The Affect Affect Dynamic of Emotion in Political Thinking and Behavior, Chicago dan London: The University of Chicago Press.

Lefaan, A. Et. al.(2012), “Etnosentrisme dan Politik Representasi di Era Otonomi Khusus Papua”, e-journal Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran, special edition, 1-18, diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/2801/2328, pada 13 Oktober 2019.

Lukmajati, D.(2016), “Praktek Politik Uang Dalam Pemilu Legislatif 2014”, JournalPolitika, Vol. 7 No. 1, pp. 138-159.

Malagina, A.(2019), “Cerita Orang Cina di Bumi Cendana”, Intisari, edisi Januari, pp. 54-77.

Mengkaka, B.(2019), “Para Tokoh Marga Lay (dari etnis Han) di Belu NTT”, Kompas online, 2 Januari 2019, diakses darihttps://www.kompasiana.com/1b3las-mk/5c2c181a6ddcae0af843a747/mencermati-para-tokoh-bermarga-lay-dari-etnis-han-di-belu-ntt?page=all, pada 1 Juli 2019.

Moleong, L. J.(2001), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pamungkas, S.(2011), Partai Politik Teori dan Praktik di Indonesia, Yogyakarta: Institute for Democracy and Welfarism (IDW).

Paramita, S.(2016), “Komunikasi Politik dan Demokrasi Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2014”, Proceeding Konferensi Nasional Komunikasi Politik, Universitas Brawijaya, Malang, diakses dari https://www.researchgate.net/publication/303334129, pada 15 September 2019.

Purcell, V.(1987), The Chinese in Southeast Asia, London: Oxford University.

Ritzer, G. & Smart, B.(2011), Handbook Teori Sosial. Translation: Derta Sri Widowatie, Bandung: Nusa Media.

Rohi, R.(2015), “Nusa Tenggara Timur: Politik Patronase, Klientelisme, dan Pembajakan Kepercayaan Sosial”, in Edward, A. & Sukmajati, M. (eds.), Politik Uang Di Indonesia Patronase dan Klientelisme pada Pemilu Legislatif 2014, pp. 457-485, Yogyakarta: Penerbit PolGov.

Satya, M. & Maftuh, B.(2016), “Strategi Masyarakat Etnis Tionghoa dan Melayu Bangka dalam Membangun Interaksi Sosial untuk Memperkuat Kesatuan Bangsa”, e-journal JurnalPendidikan Ilmu Sosial (JPIS), Vol. 25 No. 1, pp. 10-23, diakses dari https://www.google.com/search?safe=strict&ei=zfX5XOPAGsX7vASl8IiYDg&q=penelitian+diskriminasi+politik+etnis+tionghoa+di+Indonesia+jurnal+pdf&oq=penelitian+diskriminasi+politik+etnis+tionghoa+di+Indonesia+jurnal+pdf&gs_l=psy-ab.3...377071.388870..389233...0.0..0.208.3734.0j23j1......0....1..gws-wiz.......0i71j33i21j33i160j33i10.czsjgtq9vG8 , pada 2 Juli 2019.

Suharyanto, A.(2014), “Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa dalam Pemilihan Kepala Daerah”, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, Vol. 2, No. 2, pp. 151-160.

Suryadinata, L.(2003), “Kebijakan Negara Indonesia terhadap Etnik Tionghoa: Dari Asimilasi ke Multikulturalisme?”, e-journalAntropologi Indonesia, Vol. 71, diakses dari http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/download/3464/2744, pada 1 Oktober 2019.

Winengan.(2018), “Local Political Democratization Policy: Voter Participation in the Direct Regional Head Election”, e-journalJurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP), Vol. 22 No. 1, pp. 61-73. doi: 10.22146/jsp.31222.

Yin, R, K.(2002), Case Study Research Design and Methods. Translation: Mudzakir, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada




DOI: http://dx.doi.org/10.25157/moderat.v6i2.3297

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by4.footer##

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.