Perubahan Sistem Pemerintahan Kadaleman Kawasen Mendadi Desa Kawasen (1628-1811 M.)

Fadilah Fadilah, Yat Rospia Brata, Agus Budiman

Sari


ABSTRACTIn the 16th century, Kadaleman Kawasen became one of the government systems that was influenced by Mataram. The change of the kadaleman system into a village was influenced by colonial policies that spread its power to Priangan. This study aims is to describe the process of changing the Kadaleman Kawasen government system into a village named Kawasen Village and to describe the comparison of the two systems. The method is using the historical method with for steps. The first is heuristic, it means the source collection stage. The second is criticism, it means researching the source, criticism is divided into external critism and internal criticism. The third is interpretations, it means interpreting the source and the fourth is historiography, it means writing of history. Kadaleman Kawasen  that had a district level position was abolished by the colonial government for some reason. Kadaleman Kawasen runs a government system under the reign of the Mataram Kingdom hegemony. The regent gains the position and power as a minor king who reigns in his territory with inherent privilages. While the Village Government systems was from changes in colonial policies that became their superiors. The form and structure of government is determined based on the customary law of each region.   Keywords: Government, Kadaleman, Kawasen, and Village

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Buku:

Abidin, D. (2001). Mengenal Kadaleman Kawasen (1579-1810). Ciamis:

Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah Ciulu.

Daliman, A. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Medan: Bitra Indonesia

Gottschalk, L. (1975). Mengerti Sejarah (pengantar metode Sejarah),

terjemahan.Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hardjasaputra, A.S. (2004). Bupati di Priangan Kedudukan dan

Peranannya pada abad ke-17-abad ke-19 dalam seri Sundalana 3.

Bandung: Yayasan Pusat Studi Sunda.

Herlina, N., dkk. (2008). Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika

Herlina, N. (2020). Galuh dari masa ke masa. Ciamis: Pemerintah

Kabupaten Ciamis dan Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia

Cabang Bandung.

Indonesia. (2014). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun

tentang Desa BAB 1 pasal 1.

Kartodirdjo, S. (2014). Pengantar Sejarah Indonesia:1500-1900 dari

Emporium sampai Imperium jilid 1.Yogyakarta: Ombak.

Mutiara, Daly (2017). Sejarah Kawasen di Bawah Pemerintahan Kerajaan

Galuh 1590-1676 M. Skripsi. Ciamis: Universitas Galuh [tidak

diterbitkan].

Artikel:

Djaenuri, A.M. (T.T.).Modul 1 Sejarah Terbentuknya Desa. Hal.1-22 dalam

Pustaka.ut.ac.id. diakses pada 20 September 2022 jam 11.00 WIB.

Mujahiddin, dkk. (2018). Analisis Potensi Konflik Antara Pemerintahan

Desa dan Masyarakat Pasca Berlakunya UU No.6 Tahun 2014 (Studi

Kasus Pada Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang). Jurnal Warta edisi 55. Dalam dharmawangsa.ac.id diakses

pada hari minggu 18 September 2022 jam 12.00 WIB

Noviati, C.E. (2013). Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. dalam Jurnal

Konstitusi,Vol.10,nomor 2, Juni 2013. Hal.333-354. Dalam

jurnalkonstitusi.mkri.id diakses pada tanggal 15 April 2021 jam 21.06

WIB.

Tahir, M.I. (2012). Sejarah Perkembangan Desa di Indonesia : Desa Masa

Lalu, Masa Kini dan Bagaimana Masa Depannya. Jurnal Ilmu

Pemerintahan 38 dalam eprint.ipdn.ac.id/52 diakses pada tanggal 26

September 2022 jam 23. 31 WIB




DOI: http://dx.doi.org/10.25157/j-kip.v4i2.8912

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.