Abstract
Penjadwalan karyawan memiliki peranan penting dalam menjalankan usaha. Jadwal kerja yang tepat dapat membantu karyawan bekerja secara optimal serta meningkatkan produktivitas mereka. Penjadwalan secara manual rentan terhadap kesalahan, sehingga penjadwalan berbasis optimisasi menjadi sangat perlu dan penting. Penelitian ini bertujuan membandingkan kinerja model fuzzy programming dan model goal programming dalam penentuan jadwal karyawan suatu perusahaan tertentu. Fungsi objektif model adalah setiap karyawan sedapat mungkin mendapat libur tidak kurang dari empat hari dalam satu periode yang terdiri dari 31 hari kerja. Hasil implementasi memperlihatkan bahwa model fuzzy programming menghasilkan jumlah libur tiap karyawan seragam serta lebih banyak dibanding model goal programming. Jumlah libur karyawan berkaitan erat dengan kinerjanya, karenanya jumlah libur yang lebih banyak diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang selanjutnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Keywords
fuzzy programming; goal programming; penjadwalan