Perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Mempertahankan Kedaulatan NKRI: Analisis Peran dan Strategi pada Masa Agresi Militer Belanda II Tahun 1948-1949

Eka Nofri Ari Yanto, Suyanti Suyanti, Jamin Safi, Sudarto Sudarto

Abstract

Perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia (RI) selama Agresi Militer Belanda II (1948-1949) merupakan sebuah babak penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Penelitian bertujuan menggali peran dan kontribusi Sultan dalam mendukung pemerintahan Republik, terutama saat Yogyakarta menjadi ibu kota negara. Dalam konteks tersebut, Sultan tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga material dengan meminjamkan gedung-gedung milik kesultanan untuk keperluan pemerintahan dan membuka kas kerajaan untuk membiayai aktivitas pemerintahan RI di Yogyakarta. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan menggunakan analisis historis sebagai metode utamanya yang meliputi; koleksi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan sintesis historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsisten Sultan dalam memperjuangkan kedaulatan RI tidak hanya mencerminkan komitmennya sebagai pemimpin daerah, tetapi juga sebagai simbol persatuan bangsa dalam menghadapi ancaman dari luar. Perjuangan beliau pada masa itu merupakan babak penting dalam sejarah perjuangan kedaulatan Negara. Kontribusinya tidak hanya sebatas simbol-simbol belaka; ia aktif memobilisasi sumber daya, mendukung operasi militer, dan memupuk persatuan di antara rakyat Indonesia. Dengan demikian, kontribusi Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi salah satu faktor penting dalam mempertahankan eksistensi Republik Indonesia pada masa yang krusial ini.

Keywords

Sri Sultan HB IX, Kedaulatan NKRI, Agresi Militer Belanda II, Perjuangan, Peran dan Strategi

References

Abdurrahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Logos Wacana Ilmu.

Adams, C. (1984). Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Gunung Agung.

Agung, I. A. A. G. (1983). Renville. Sinar Harapan

Aji, K. B., & Achmad, S. W. (2017). Soedirman: riwayat hidup, perjuangan, dan kisah cinta sang jenderal. Araska Publisher.

Alwi, Akhmad. (2010). Peranan Hamengku Buwono IX dalam perjuangan awal kemerdekaan republik Indonesia (1945-1949). e-thesis - doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Aryani, F. (2010). Peran Kepemimpinan Politik Sri Sultan Hamengku Buwono Ix Dalam Demoratisasi Di Indonesia. Doctoral dissertation, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. http://eprints.undip.ac.id/26996/

Astuti, S. R. (2002). Peranan Sub Wehrkreise 105 pada Masa Perang Kemerdekaan Kedua di DIY : Suatu Kajian Sejarah Lisan. Patra Widya, 7(2)

Carey, P. (1986). Gelora Api Revolusi Sebuah Antologi Sejarah. Gramedia.

Chidmad, T., Sumiyati, S. E., & Hartono, B. (2001). Pelurusan Sejarah Serangan 1 Maret 1949. Media Pressindo.

Cochran, S.T. (2016). The Netherlands in Indonesia (1946–1949). In: War Termination as a Civil-Military Bargain. Palgrave Macmillan, New York. doi: https://doi.org/10.1057/9781137527974_5

Darban, A. A. (1998). Biografi Pahlawan Nasional Sultan Hamengkubuwono IX. Depdikbud.

Dewi, B. (2012). Peranan Sri Paku Alam VIII pada masa agresi militer Belanda II di Yogyakarta Tahun 1948-1949. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Diah, I. (2012). Monumen Setu Legi Sebagai Saksi Sejarah Agresi Militer Belanda II (1948-1949) Di Yogyakarta Khususnya Di Desa Argomulyo. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Djaja, Wahyudi. (2008). PDRI. Klaten: Cempaka Putih.

Elvira, M. (2020). Wajah Bukittinggi dan Riwayat Masa Silam Sebuah Kota. Jurnal: Analisis Sejarah, 9(1).

Erickson, F. (2011). A history of qualitative inquiry in social and educational research. The Sage handbook of qualitative research, 4, 43-59.

Fembriyanto, A. (2016). Peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Bidang Sosial Politik 1945-1950. Prodi Pendidikan Sejarah UPY. https://repository.upy.ac.id/1224/

Fitria, M. P. (2022). Peranan Syafruddin Prawiranegara Dalam Mempertahankan Eksistensi Masa PDRI 1948-1949. HISTORIA VITAE, 2(2), 1-11. doi: https://doi.org/10.24071/hv.v2i2.5248

Heijboer, P. (1998). Agresi Militer Belanda Memperebutkan Pending Zamrud Sepanjang Khatulistiwa 1945/1949. Grasindo.

Hilmatiar, Kharismulloh. (2015). Konsep darurat negara dalam perspektif fiqh siyasah dan hukum tata negara studi kasus terhadap pemerintahan pemerintah darurat Republik Indonesia tahun 1948-1949. Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum, 3(2), 259-286. doi: https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v3i2.2832

Hutagalung, B. R. (2010). Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam kaleidoskop sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. LKIS Pelangi Aksara.

Iswantoro, I. (2020). Peranan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam menegakkan kemerdekaan negara Republik Indonesia. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 3(2), 158-181. doi: 10.30829/juspi.v3i2.5601

Jóhannesson, I. Á. (2010). The politics of historical discourse analysis: A qualitative research method?. Discourse: Studies in the cultural politics of education, 31(2), 251-264. doi: https://doi.org/10.1080/01596301003679768

Kahin, G. M. (1995). Nationalism and Revolution In Indonesia. UNS Press dan Pustaka Harapan.

Kutoyo, S. (1996). Sri Sultan Hamengkubuwono IX : Riwayat Hidup dan Perjuangan. Mutiara Sumber Widya.

Mahardika, M. D. G. (2022). Agresi Militer Belanda di Wilayah Batu Pujon 1947-1948: Sebuah Kajian Sejarah Lokal. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 11(1), 71-83.

Maharani, N. (2014). Peranan masyarakat dusun Kemusuk pada masa agresi militer Belanda II di Yogyakarta tahun 1948-1949. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Majid, A. (2019). Perjuangan jalur Diplomasi: Sejarah perundingan Linggarjati (1946-1949). e-thesis - Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Marsoedi, C. H. (1987). Peranan Militer dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI di DIY. MSI Cabang Yogyakarta Dan BPSNT.

Mochtar, K. (1982). Pak Sultan dari Masa ke Masa, dalam Atmakusumah (Peny), Tahta Untuk Rakyat Celah-celah Kehidupan Sultan HB IX. PT. Gramedia.

Moedjanto, G. (1988). Indonesia Abad Ke-20 II. Kanisius.

Nasution, A. H. (1977). Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 9. Angkasa.

Nasution, A. H. (1979). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 9 Agresi Militer Belanda II. Disjarah dan Angkasa.

Notosusanto, N. (1971). Norma-norma Dasar Penelitian Penulisan Sejarah. Dephankam.

Notosutardjo. (1956). Konperensi Meja Bundar-KMB. Penerbit Endang.

Oktavianti, T. (2019). Peran Paku Alam VIII dalam pemerintahan militer daerah istimewa Yogyakarta tahun 1949–1950. Ilmu Sejarah-S1, 4(1). Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Parrera, F. M. (1991). Ketokohan Sri Sultan Hamengku Buwono IX Reformator Budaya dan Perintis Orde Baru. Prisma.

Poespaningrat, P. (2008). Kisah Para Leluhur dan yang Diluhurkan dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru. PB. Kedaulatan Rakyat.

Pranoto, S. W. (2002). Yogyakarta Ibukota Republik Indonesia 1946-1949. Kanisius.

Pranoto, S. W. (2010). Enam Jam di Yogyakarta 1 Maret 1949 Mitos atau Sejarah? DISJARAH AD.

Prasetyo, Okta. (2013). Peranan Sri Sultan Hamengku Buwana Ix Dalam Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 Di Yogyakarta. e-thesis - doctoral dissertation, Universitas Jember. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4605

Pratiwi, S. N. (2016). Peranan Sub Wehrkreise 101 Yogyakarta Dalam Perang Kemerdekaan Indonesia Kedua (1948-1949). Ilmu Sejarah-S1, 2(1). Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Ricklefs, M. C. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Gadjah Mada University Press.

Rizal, R. (2021). Peran jenderal Soedirman dalam perang griliya (studi historis masa agresi militer Belanda II tahun 1948-1949 di Jawa Tengah). Danadyaksa Historica, 1(1), 12-24. doi: https://doi.org/10.32502/jdh.v1i1.3593

Rukin, S. P. (2019). Metodologi penelitian kualitatif. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

Rumintang, L. (2009). Bekerja sebagai diplomat. PT Penerbit Erlangga Mahameru.

Sari, D. I., Syah, I., & Basri, M. (2014). Tinjauan Historis Implementasi Isi Perjanjian Linggarjati Indonesia dan Belanda Tahun 1946-1947. PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah), 2(4).

Scholtz, L. (2018). The Dutch strategic and operational approach in the Indonesian War of Independence, 1945–1949. Scientia Militaria: South African Journal of Military Studies, 46(2), 1-27. doi: 10.5787/46-2-1237

Seskoad. (1989). Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta Latar Belakang dan Pengaruhnya. Citro Lamtoro Gung Persada.

Soetanto, H. (2006). Yogyakarta Jendral Spoor Versus Jendral Sudirman. Gramedia Pustaka.

Soewarno, P. J. (1994). Hamengku Buwana IX dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta 1942-1947. Kanisius.

Susilo, A., & Wulansari, R. (2021). Perjanjian Linggarjati (diplomasi dan perjuangan bangsa Indonesia tahun 1946-1947). Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 10(1), 30-42.

Tim Lai. (2000). Kontroversi Serangan Umum 1 Maret 1959. Media Pressindo.

Tjkropanolo. (1992). Jenderal Sudirman : Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia. Surya Persindo.

Tobing, K. M. L. (1986). Perjuangan Politik Bangsa Indonesia : Renville. Gunung Agung.

Usmaedi, U. (2023). Oeang Republik Indonesia daerah Banten sementara (ORIDABS): sejarah dan peranannya dalam perekonomian daerah Banten 1947-1948. KALA MANCA: Jurnal Pendidikan Sejarah, 11(2), 51-61. doi: https://doi.org/10.69744/kamaca.v11i2.212

Widja, I. G. (1989). Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Depdikbud.

Widodo. (1988). Peranan Serangan Umum 1 Maret 1949 Terhadap Tegaknya Pemerintahan RI. Makalah Ceramah, 12 April 1988 Di BKSNT.

Windari, S., Nawawi, I., Anggela, W. C., Musta'id, A., Febriyani, H. N., Syarifah, H., ... & Rohim, B. (2021). Sejarah Islam Lokal: Tokoh, Pendidikan Islam, dan Tradisi. CV. Idea Sejahtera.

Yulianto, A. E. (2017). Keterlibatan ulama muhammadiyah dalam revolusi fisik di Yogyakarta tahun 1945-1949. Ilmu Sejarah-S1, 2(5). Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.