KEBERADAAN STASIUN KERETA API JALUPANG (JALUR SAKETI-BAYAH) TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT DI DESA CIDAHU KABUPATEN LEBAK, BANTEN TAHUN 1942-1950
Weny Widyawati Bastaman, Neng Resiana
Abstract
Secara umum jalur kreta api yang tidak aktif telah ditempati menjadi hunian masyarakat, keberadaanya telah di aktifkan kembali oleh pemerintah sehingga ini menjadi persoalan sosial di Desa Cidahu Kabupaten Lebak Banten. Metode yang digunakan oleh penulis dalam karya ilmiah ini adalah metode historis atau metode sejarah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan stasiun Jalupang merupakan awal dimana kehidupan masyarakat Desa Cidahu berubah secara drastis, yang awalnya Desa Cidahu merupakan daerah yang sepi, belum adanya alat transportasi apapun sehingga kegiatan berpergian sangatlah sulit dan kegiatannya sebagian besar bertani dan berpendidikan pondok pesantren dan ketika stasiun Jalupang beroperasi kehidupan mereka membaik, seperti adanya penunjang transportasi sehingga tidak sulit lagi untuk berpergian ke suatu tempat dan adanya peluang atau tempat untuk berjualan. Maka, ketika perkeretaapian jalur Saketi-Bayah beroperasi dan adanya stasiun Jalupang di Desa Cidahu, daerah tersebut ramai oleh penumpang kereta yang berasal dari dalam daerah maupun luar daerah yang akan berpergian entah ke tempat saudara, tempat bekerja ataupun pondok pesantren atau penumpang kereta api yang hanya transit di stasiun Jalupang tersebut.AbstractIn general, the inactive fire route has been occupied as a community residence, its existence has been reactivated by the government so that this has become a social problem in the Cidahu Village of Lebak Regency, Banten. The method used by the author in this scientific work is the historical method or historical method. The results of this study indicate that the existence of the Jalupang station is the beginning where the lives of the people of Cidahu Village changed drastically, initially Cidahu Village was a quiet area, there was no means of transportation so travel activities were very difficult and activities were mostly farmed and educated by Islamic boarding schools Jalupang operates their lives improved, such as the existence of transportation support so it is no longer difficult to travel to a place and there are opportunities or places to sell. So, when the Saketi-Bayah railway line operates and there is a Jalupang station in Cidahu Village, the area is crowded with train passengers who come from within the region and outside the area who will travel either to your place, work or boarding school or train passengers who only transit at the Jalupang station.
Keywords
Stasiun Kereta Api; Jalupang; Kehidupan Sosial; Masyarakat Desa
References
Abdullah, Taufik. 1979. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Abdurahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos Wacana Ilmu
Gottchalk, Louis. 1983. Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Imu Sejarah. Yogyakarta : Yayasan Bentang Budaya
Michrob Halwany, dan Chudari Mudjahid. A. 1993. Catatan Masa Lalu Banten (Edisi Revisi). Banten : “SAUDARA” Serang
Mulyana, Agus,. Darmiasti. 2009. Historiografi di Indonesia (Dari Magis-Religius Hingga Strukturis. Bandung : PT Refika Aditama
Notosusanto, Nugroho. 1986. Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah . Jakarta: Mega Book Store
Sudirman, Adi. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia. Jogjakarta : DIVA Press