KOMUNITAS KAMPUNG PULO DI CANGKUANG KABUPATEN GARUT (PERKEMBANGAN ADAT ISTIADAT SETELAH MASUKNYA ISLAM)

Dewi Ratih

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan metode penulisan sejarah yang meliputi empat tahapan. Keempat tahapan itu adalah heoristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Masyarakat Kampung Pulo tidak diikat oleh hukum tertulis. Mereka hanya mengenal pamali sebagai istilah melanggar pantangan. Pantangan di Kampung Pulo harus dipatuhi penduduk itu sendiri maupun para wisatawan yang datang. Adat Istiadat yang populer disebut pantangan atau pamali di Kampung Pulo yang dianggap tabu seperti dalam hal berjiarah ke makam, bentuk nnnah dan upacara ritual lainnya yang dianggap tabu oleh masyarakat Kampung Pulo. Setelah masuknya Islam di Kampung Pulo yang dibawa oleh Embah Dalem Arif Muhammad, masyarakat Kampung Pulo tetap melestarikan dan menjaga adat istiadat yang tmun temumn dari nenek moyangnya, meskipun telah terjadi perubahan-perubahan esensi yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Kampung Pulo yang memiliki beberapa adat istiadat merupakan lcebanggaan bagi pemerintahan setempat karena merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia yang patut dilestarikan keberadaannyafKata Kunci: Kampung Pulo, Adat Istiadat dan IslamABSTRACTThis research was conducted by the method of writing history that includes four stages. The four stages are the heuristic, criticism, interpretation and historiography. Community Kampung Pulo not bound by written law. They only know pamali as violating term abstinence. Abstinence in Kampung Pulo, should follow the population it self and the tourists who come. Customs popularly called abstinence or pamali in Kampung Pulo which is considered taboo, such as in the case berjiarah to the tomb, the shape of houses and other rituals that are considered taboo by the commrmity of Kampung Pulo. Even after the advent of Islam in Kampung Pulo Dalem Grandparent brought by Mohammed Arif; the connnunity of Kampung Pulo still preserve and maintain the customs handed down from ancestors. Kampung Pulo had some customs that are the pride of the local govermnent because it is one that deserves the Indonesian culture preserved its existence.Keywords: Village Pulo, Customs and Islam

Full Text:

PDF INDONESIA

References

Cangkuang (Leles), dalam Kabataru No 2. Jakarta: Pusat Penelitian ArkeologiNasio11a1.

Christin, Fransisca. Purbakala Cangkuang sebagai aset jawa barat. Tersedia online: http://wwwmediaindonesia.com/sejarah-kebudayaan-jawa-barat? Tanggal z 20 Maret 2009

Eddy, Sunarto. 2007. Profil Peninggalan Sejarah dan Purbakala Di Jawa Barat. Bandung : Dikbudpar Provinsi Jawa Barat

Ekadjati, Edi, S. 1983, Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya, Bandung: Girimukti. '

Geertz C. 1990, Tafsir Kebudayaan, Terjemahan F _ Budi Hardiman, Yogyakana, PT. Kanisius.

Harsojo. 1986. Pengantar Antropologi Bandung: Binacipta

Iyus Rusliana. 2002. Wayang Wong Priangan Kajian mengenai Pertunjukkan Dramatari Tradisional di Jawab Barat. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Jackson, Karl D. 1990, Kewibawaan Tradivional, Islam, dan Pembemntakan, Jakarta, Gratiti.

Koentjaraningrat.,Pro£,Dr. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indoneshl. Jakarta : Djambatan.

-------. 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia.

-------. 2007 . Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

-------. l990, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta.

Soemardjano Selo, 1982, Perubahan Sosial di Yogvakarta, Yogyakarta, UGM-Press.

Sokanto Soejono, 1990, Sosiologi, Suatu Pengantar, Jakarta, Rzgawali.

Subagya, Rahmat. 1981. Agama Asli Indonesia. Jakarta : Sinar Harapan dau Yayasan Cipta Lokacaraka.

Surakhmad, Winarno.,Pro£,Drs.,M.Sc.Ed. 1998. Pengarrtar Penelitian Ilmazh. Bandung : Tarsito

Wignjodipoero, Soerojo. 1989. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta : Haji Masagung.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.