PENGARUH PERANG KEMERDEKAAN II TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN RI TANGGAL 27 DECEMBER 1949

Kuswandi Kuswandi

Abstract

Hasil penelitian menunjukan beberapa hal sebagai berikut : bahwa perang kemerdekaan II terjadi sebagai reaksi terhadap agreasi Belanda II yang bertujuan untuk menghancurkan dan meniadakan Republik Indonesia hasil Proklamasi 17 Agustus 1945. Puncak perang kemerdekaan II dilakukan melalui perang gerilya berupa serangan Umum I Maret tahun 1949. Perang kemerdekaan II mendapat dukungan dari bangsa-bangsa Asia melalui konfrensi New Delhi yang disepondori oleh India juga dari Negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan inisiatif Amerika Serikat mendapat dukungan pihak Australia. Reaksi dari dunia dari agreasi Belanda II disalurkan melalui sidang Dewan Keamanan PBB. Sebagai pengaruh dari resolusi dari Dewan Keamanan PBB tersebut Belanda mengundang Bung Karno maupun PBB untuk segera mengadakan KMB yang diawali dengan persetujuan Roem - Royem yang bertempat di Jakarta. Demikian juga konfrensi antar Indonesia abtara pihak Republik Indonesia dengan BFO yang dilakukan dua kali amok menghadapi KMB. Sebgai reaksi dari KMB yang sangat bersejarah sesudahnya adalah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pads tanggal 27 Desember 1949.Kata Kunci: Perang Kemerdekaan II, Pengakuan Kedaulatan RIABSTRACTThe results showed some of the following: that the war of independence II occurred as a reaction to the Dutch agreasi II, which aims to destroy and negate the results of the Proclamation of the Republic of Indonesia 17 August 1945. The highlight of the independence war II made through guerrilla warfare in the form of general strike in March 1949. War I independence II received support from Asian nations through the New Delhi conference that disepondori by India as well as from Western countries like the United States and the United States initiative has the support the Australian side. Reaction from the world of agreasi Netherlands II channeled through the UN Security Council. As the effect of the resolution of the UN Security Council invite Bung Karno Netherlands and the United Nations to hold a Round Table Conference that begins with the approval Roem - Royem housed in Jakarta. Likewise conference between Indonesia abtara the Republic of Indonesia with BFO conducted twice amok face KMB. Sebgai reaction of KMB very historic afterward is recognition of the sovereignty of Indonesia by the Dutch pads dated December 27, 1949.Keyword: War of Independence II, recognition of sovereignty

Full Text:

PDF INDONESIA

References

Abdul Haris Nasution. 1983. Memenuhi Panggilan Tugas, Jilid II, Kenangan Masa Gerilya. Jakarta: Gunung Agung.

Abdul Haris Nasution. 1980. Pokok pokok Gerilya dan Pertahana Republik Indonesia di Masa Yang Lalu dan Yang Akan Datang. Bandung: Angkasa.

Abdul Haris Nasution. 1971. Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid IX. Bandung: Disjarah AD dan Angkasa.

Adam Malik. 1978. Mengabdi Republik, Jilid II, Angkatan 45. Jakarta: Gunung Agung.

Dinas Sejarah Militer TNI-Angkatan Darat. 1972. Cuplikan Sejarah Perjuangan

TNI-Angkatan Darat. Jakarta" Disjarah TNI-AD dan Fa. Mahjuma.

Dinas Sejarah Militer Kodatn VI Siliwangi. 1968. Siliwangi dari Masa ke Masa. Jakarta.

Isjwara, F. 1974. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Binacipta.

Ide Anak Agung Gde Agung. 1985. Renville. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Mohamad Roem. 1977. Bunga Rampai dari Sejarah. Jilid IL Jakarta: Bulan Bintang.

Mukayat. 1985. Haji Agus Salim The Grand Old Man of Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Terpadu.

Nugroho Notosusanto. 1985. Ikhtisar Sejarah RI 1945 - Sekarang. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanaa, Pusjarah ABRI.

Nugroho Notosusanto, dkk. 1986. Sejarah Nasional. Jilid III Untuk SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka.

Nalenan. 1981. Arnold Mononutu Potret Seorang Patriot. Jakarta: Gunung Agung.

Purnawan Tjondronegoro. 1986 Merdeka Tanahku Merdeka Negeriku. Jakarta: Balai Pustaka.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.