UPACARA ADAT “MERLAWU” DI GUNUNG SUSURU DESA KERTABUMI KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS

Sri Pajriah, Mia Sumiari Dewi

Abstract

ABSTRAKHasil penelitian ini secara garis besar menggambarkan bahwa upacara adat merlawu terbagi dalam tiga kegiatan inti yaitu berziarah ke makam Prabu Dimuntur, beber sejarah dan balaecrakan. Upacara adat merlawu selalu dilaksanakan pada bulan Rewah, 7 hari sebelum bulan Ramadhan pada hari Senin atau Kamis. Upacara adat Merlawu ini merupakan bentuk perwujudan dari rasa sosial yang tinggi dikalangan masyarakat Kertabumi. Rasa menghormati kepada para Leluhur dan senantiasa menjalin kerukunan dalam hidup bermasyarakat menciptakan keselarasan, keakraban dan eratnya solidaritas antar warga. Bentuk pelestarian yang dilakukan oleh berbagai pihak diharapkan tetap menjaga keberadaan cagar budaya serta peninggalan sejarah berupa benda-benda sejarah ataupun tradisi yang diwariskan oleh para leluhur. Kawasan Kertabumi yang memiliki berbagai bukti peninggalan sejarah dan berpotensi sebagai aset wisata sejarah di Kabupaten Ciamis memang masih memerlukan tatanan manajemen yang lebih baik lagi, agar manfaatnya lebih terasa khususnya bagi masyarakat Desa Kertabumi dan umumnya bagi wilayah Kabupaten Ciamis.Kata Kunci: Adat Merlawu dan Upacara AdatABSTRACTThe research results outline illustrates that traditional ceremonies merlawu divided into three core activity is to visit the tomb of King Dimuntur, beber history and balaecrakan. Merlawu traditional ceremonies are always held in Rewah, 7 days before the month of Ramadan on Monday or Thursday. Merlawu traditional ceremony is a form of embodiment of a high sense of social responsibility among the community Kertabumi. Sense of honor to the Patriarchs and fosters harmony in social life creates harmony, intimacy and the close solidarity between citizens. Shape preservation conducted by the various parties are expected to keep the existence of cultural heritage and historical relics in the form of historical objects or traditions handed down by their ancestors. Kertabumi region which has a variety of evidence of the history and potential as a tourism asset history in Ciamis regency are still requires better management order again, so that the benefits are felt particularly for the village Kertabumi and generally for the district of Ciamis.Keywords: Adat Merlawu and Traditional Ceremony

Full Text:

Download PDF

References

Aryono Suryo. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Persindo.

Esten, Mursal. 1992. Tradisi dan Modernitas Dalam Sandiwara. Jakarta: Intermasa.

Kalange N S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan (Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer Melalui Pendidikan Sosial Budaya). Jakarta: PT Kesain Blanc Indes Corp.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

--------. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

RabJabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

R. Haris Cakradinata. 2007. Sejarah Panjalu. Panjalu Ciamis: Yayasan Borosngora.

Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Utama.

Sukidin dan Mundir. 2005. Metode Penelitian, Cetakan Pertama. Surabaya: Insa Cendikia.

Sukarja H. Djadja. 2001. Sejarah Panjalu dalam enam Persi. Amifro. Ciamis.

--------. 2001. Naratas Sejarah Banjar Patroman. Ciamis.

Supanto, dkk. 1992. Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Inventaris dan pembinaan Nilai-nilai Budaya

Sumardjo Yakob Sunan Ambu Pres. 2006. Estetika Paradok, STSI. Bandung .

Szompka Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Hlm 1208.

Wasid. 2011. Menafsirkan Tradisi dan Modernitas; Ide-Ide Pembaharuan Islam. Surabaya: Pustaka Idea

Winarno. FG. 1991. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.