Hubungan Berat Badan Bayi dengan Kejadian Hiperbilirubinemia pada Neonatus di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ansong-Assoku B, Ankola PA. Neonatal Jaundice. [Updated 2020 Jun 25]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK
/
Adenova, R. (2015) Faktor Risiko Hiperbilirubinemia pada Neonatus di RSUP Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara.
Akmal, A. F. (2019) “Rasio Prevalensi Berat Badan Lahir Rendah Terhadap Ikterus Neonatorum Dini Di Rsud Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017,” Yogyakarta.
BPS (2019) “Central Java Province Health Profile 2019,” Badan Statistik Jawa Tengah, p. 109.
Egziabher, T. B. G. and Edwards, S. (2017) “Jurnal Hiperbilirubin Pada Neonatus,” Africa’s potential for the ecological intensification of agriculture, 53(9), pp. 1689–1699.
Feldman, A. and Sokol, R. (2014) “Neonatal Cholestatis,” NIH Public Access, 23(1), pp.1–7. doi: 10.1542/neo.14-2-e63.Neonatal.
Gasc, A. et al. (2018) “Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 1-5 Tahun di Desa Ketandan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun,” Photosynthetica, 2(1), pp. 1– 13.
Goldbloom, E. and Ahmet, A. (2010) “Adrenal suppression: An under-recognized complication of a common therapy,” Paediatrics and Child Health, 15(7), pp. 411–412. doi: 10.1093/pch/15.7.411.
Hajar, N. S. et al. (2019) “Kejadian Ikterus Neonatorum Pada Berat Bayi Lahir Rendah,” 10(1), pp. 35–39.
Imron, R. and Metti, D. (2015) “Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Hiperbilirubinemia pada Bayi Di Ruang Perinatologi,” Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 11(1), pp. 47–51.
Karmilla, A. (2017) “Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Dengan Ikterus Di Ruang Peritanologi RSI Sultan Agung Semarang,” pp. 1–12.
Keller, K. (2014) “American Academy of Pediatrics,” Encyclopedia of Obesity, 112(1). doi: 10.4135/9781412963862.n14.
Kemenkes RI (2019) “Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/240/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hiperbilirubinemia,” kemenkes RI, Pusat data dan informasi, 8(5), p. 55.
Kosim, M. S. et al. (2016) “Hubungan Hiperbilirubinemia dan Kematian Pasien yang Dirawat di NICU RSUP Dr Kariadi Semarang,”Sari Pediatri, 9(4), p. 270. doi: 10.14238/sp9.4.2007.270-3.
Lubis, B. M. et al. (2016) “Rasio Bilirubin Albumin pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia,” Sari Pediatri, 14(5), p. 292. doi: 10.14238/sp14.5.2013.292-7.
Maryuni, E. (2017) Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Perkembangan Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Puskesmas Dlingo II Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Mathindas, S. et al. (2013) “Hiperbilirubinemia pada Neonatus,” Jurnal Biomedik (Jbm), 5(1). doi: 10.35790/jbm.5.1.2013.2599.
Muchowski, K. E. (2014) “Evaluation and treatment of neonatal hyperbilirubinemia,” American Family Physician, 89(11), pp. 873–878.
Muscatell, K. A. et al. (2016) “Neural Mechanisms Linking Social Status and Inflammatory Responses to Social Stress,” Social Cognitive and Affective Neuroscience, 11(6), pp. 915–922. doi: 10.1093/scan/nsw025.
Nindita, D. R. (2020) “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Bantul,” Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, pp. 11–39.
Novitasari, A. et al. (2020) “Pencegahan dan Pengendalian BBLR Di Indonesia: Systematic Review,” Cochrane Database of Systematic Reviews, 2(3), pp. 175–182.
Nugraha, S. A. (2014) “Low Birth Weight Infant With Respiratory Distress Syndrome,” J Agromed Unila, 1(2), pp. 190–194.
Nurani, N. B., Kadi, F. A. and Rostini, T. (2017) “Incidence of Neonatal Hyperbilirubinemia based on Their Characteristics at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung Indonesia,” Althea Medical Journal, 4(3), pp. 431–434.
Refbacks
- There are currently no refbacks.