HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2018

Eli Kurniasih

Abstract

Individu akan melewati beberapa fase perkembangan yang pada akhirnya mencapai usia lanjut atau lansia (Sunaryo:2004). Relaksasi Progresif yang merupakan terapi berdasarkan hubungan antara ketegangan otot dengan ketegangan emosi. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Rochman, 2010:104). Penelitia ini bertujuan mengetahui dampak penerapan terapi komplementer Relaksasi Progresif pada Pasien Lansia dengan gangguan Kecemasan di panti Wredha Welas Asih Tasikmalaya. Penelitian ini  menggunakan desain pra eksperimen dengan pra dan post test without control design. Seluruh sampel di cek dulu apakah mengalami kecemasan atau tidak, jika mengalami kecemasan lalu diberikan perlakuan berupa Terapi Relaksasi Progresif, apakah ada penurunan atau peningkatan dari kecemasannya. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan responden yang tidak ada perubahan  setelah dilakuan intervensi relaksasi progresif terbanyak yaitu pada tidak ada perubahan sebanyak 19 responden (76%), sedangkan  ada perubahan  sebanyak 6 responden (24%). Simpulan Diketahui tingkat kecemasan tingkat kecemasan pada lansia di panti wredha Welas Asih Tasikmalaya sebanyak 23 responden atau 92% mengalami kecemasan ringan. Saran yang diberikan kepada Pengelola panti Relaksasi otot sebaiknya dilakukan setiap hari untuk membantu mengurangi ketegangan otot yang berdampak pada penurunan tingkat kecemasan.

Full Text:

PDF

References

Anderson ET, McFarlane J. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori Dan Praktik Edisi Ke- 3. Jakarta: EGC; 2007. hlm 415.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan dan Strategi. Jakarta: 2003.

Hananta PY, Freitag H. Deteksi Dini Dan Pencegahan Tujuh Penyakit Penyebab Mati Muda. Yogyakarta: MedPress; 2011.

John W. Cresswell. Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Jogyakarta; 2010

Kaplan NM. Kaplan’s Clinical Hypertension. 9th Edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2006.

Lestari, KP, Yuswiyanti, A. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Wijaya Kusumah RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu. 2014

Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ke-3. Volume 2. Jakarta: Media Aesculapius; 1999.

McEwen at al. Oxford Textbook of Public Health Fourth Edition. New York: Oxford University Press Inc; 2005. Hlm 1127

N ugroho, Wahjudi.Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC; 2008.

Nurgiawati, E. Terapi Alternatif dan Komplementer Dalam Bidang Keperawatan.Bandung. In Media. 2015

Pangkalan Ide. Agar Jantung Sehat. Edisi Ke-2. Jakarta: Gramedia; 2011. hlm. 23

Price SA, Wilson LM, editor. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume I. Jakarta: EGC; 2006

Pudiastuti RD. Penyakit Pemicu Stroke: Dilengkapi Posyandu Lansia dan Posbindu PTM. Yogyakarta: Mulia Medika; 2011

Sandina D. Sembilan Penyakit Mematikan, Mengenali Tanda Dan Pengobatannya. Yogyakarta: Smart Pustaka; 20011

Slevin O, Basford L, editor. Teori, Dan Praktik Keperawatan; Pendekatan Integral Pada Asuhan Pasien. Jakarta: EGC; 2006.

Smeltzer S, Bare BG. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi Ke-8. Jakarta: EGC; 2002

Stanley M, Beare PG. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC; 2007.

Stockslager JL, Schaeffer L. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta: EGC; 2008

Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 2004

Supriadi. Modul Keperawatan Kesehatan Keluarga. 2016.

Tanaya Z.A., Hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi lanjut usia. Binaan Puskesmas, Jakarta Barat, 1997

Refbacks

  • There are currently no refbacks.