Abstract
Hasil penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Situs Cagar Budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Galuh Pangauban (Perlindungn) Gara Tengah yang diperintah oleh seorang Raja Cipta Permana (1595-1618 M) yang merupakan penguasa Galuh Pangauban islam pertama, karena sebelumnya islam belum mampu menembus pertahanan Galuh di wilayah pedalaman. Raja-raja Galuh Pangauban ini merupakan keturunan Prabu Siliwangi dari istri Inten Kedaton. Keunikan dari Situs ini yaitu teradapat peninggalan masa hindu dan masa islam seperti terdapat Batu Entog (Trimurti), Batu Panggeresan (Pangcalikan Raja), Patilasan Prabu Silihwangi, Patilasan Ulama Besar Syekh Abdul Kodir Jaelani, Patilasan Raja Cipta Permana Lengkap Dengan Patih, Para Petinggi Kerajaan, Juru Keuangan, Para Duta Besar Kerajaan, Putra Mahkota Raja, Gudang Persenjataan, serta pernah dijadikan tempat pertapaan oleh tokoh Proklamator Bangsa Indonesia. Situs Salawe merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah Galuh Pangauban yang bercorak islam, namun terdapat pula peninggalan arkeologi masa hindhu-budha dan banyak patilasan-patilasan petinggi kerajaan Galuh lainnya serta pernah dijadikan tempat pertapaan oleh Pak Sukarno ketika Indonesia belum merdeka. situs ini perlu dilestarikan dan dirawat serta diperhatikan oleh berbagai pihak, terutama Dinas Kepurbakalaan agar generasi mendatang dapat melihat kebesaran para pendahulunya.Kata Kunci: Cagar budaya dan Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh SalaweABSTRACTThe result of this research in outline can be concluded that Cagar budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe archeological site is an archeological remains history of Galuh Pangauban Gara Tengah Empire which commanded by Cipta Permana King (1595-1618 M), He is the first ruler of Galuh Pangabuan Islam, previously islam couldn’t able to penetrate the defense of Galuh inside. The king of Galuh Pangauban is the descent of Prabu Siliwangi from his wife Inten Kedaton. The uniqueness of this archeological site were archeological remains of hindu period and islam period, that contained like Batu entog (Trimurti), Batu panggeresan (the chair of the king), Patilasan Prabu Siliwangi, Patilasan Ulama Besar Syekh Abdul Kodir Jaelani, functionary of empire, clerk of finances, ambassadors, crown price, weaponry room, and also have used as asceticism by proclamation personage Indonesian. Salawe archeological site is one of proof of archeological remains history of Galuh Pangauban that have the design of islam, however there are also archeological remains history of Hindu-Budha period and many others archeological history that had been used as asceticism by Mr. Sukarno before the independence of Indonesia. This archeological site need to be conserved and treated by all the people as well, especially by Archeological service so that the next generation can see the greatness of their predecessor.Keywords: Cultural heritage and Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe
References
Abdulkadir Muhmmad. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Pt. Cipta Aditia Bakti
Effendhie, Machmoed. 1999. Sejarah Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Daurd Kaplan Dan Robbert C. Manners. 1999. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dadan Wildan. 2005. Sejarah Ciamis. Bandung: Humaniora
Djaja Sukarja. 1999. Kerajaan Galuh Raja Dan Bupati Galuh Keturunan Prabu Haur Kuning. Kasi Kebudayaan Dan Kandepdikbud Kab Ciamis Dalam Rangka Hari Jadi Kab Ciamis Ke 357
Koentjaraningrat. 1981. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Bentang Pustaka
Peter burke. 1993. Sejarah Dan Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Adikarya Ikapi Program Pustaka
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
W.J.S. Poerwadarminta. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Yatim Riyanto. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC Surabaya
Yoseph Iskandar. 1990). Sejarah Budaya Jawa Barat Jilid III. Bandung: CV. Geger Sunten
--------. (1990). Sejarah Budaya Jawa Barat Jilid II. Bandung: CV. Geger Sunten