TRADISI DAMA NYILI-NYILI DALAM MASYARAKAT TIDORE KEPULAUAN
Farida Yusuf, Sidik Dero Siokona, Jamin Safi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masayarakat Tidore Kepulauan, proses serta nilai-nilai dalam tradisi Dama Nyili-nyili pada masyarakat Tidore Kepulaun. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penilitian menunjukan bahwa masyarakat Tidore Kepulauan masih berpegang teguh pada adat dan tradisi leluhurnya karena memiliki makna dalam tata kehidupan masyarakat seperti tradisi dama nyili-nyili. Tradisi dama nyili-nyili adalah tradisi berkeliling masyarakat Tidore dengan membawa dama (obor) dan paji (bendera) dengan mengunjungi wilayah-wilayah atau daerah-daerah kesultanan Tidore. Proses ritual dama nyili-nyili diawali dengan sogoroho gunyihi (membersihkan tempat) yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya ritual, kemudian dilanjutkan dengan ratib taji besi (dabus). Ratib taji besi merupakan bagian dari dzikrullah atau mendoakan keselamatan dan kesejahteraan sultan, boki, (permaisuri), bobato, dan rakyat di Kesultanan Tidore. Setelah prosesi tersebut dilanjutkan dengan upacara kota paji (pelepasan bendera) dan dama. Upacara pelepasan dama dan paji diarak secara bergantian dari soa ke soa menuju kadato kie atau keraton kesultanan Tidore yang berkedudukan di Soasio. Nilai-nilai dalam tradisi dama nyili antara lain nilai-nilai religius dan persatuan. Nilai religius bermakna bahwa selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon kepada-NYA agar dijauhkan dari musibah. Sedangkan Nilai Persatuan bermakna bahwa keberagaman merupakan kodrat yang patut disyukuri. Dalam kehidupan bermasyarakat, perbedaan baik itu suku, agama, ras atau golongan menjadi kekuatan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.This study aims to determine the perceptions of the Tidore Islands community, the processes and values in the Dama Nyili-Nyili tradition in the Tidore Kepulaun community. The method used is a qualitative method. The results of the study indicate that the Tidore Islands community still adheres to the customs and traditions of their ancestors because they have meaning in the life order of the community such as the dama nyili-nyili tradition. The Dama Nyili-Nyili tradition is a tradition of traveling around the Tidore community by bringing dama (torches) and paji (flags) by visiting the regions or areas of the Sultanate of Tidore. The dama nyili-nyili ritual process begins with sogoroho gunyihi (cleaning the place) which is used as a place for the ritual, then followed by an iron spur ratib (dabus). Iron spurs Ratib is part of the Dhikrullah or pray for the safety and welfare of the sultan, boki, (empress), bobato, and the people in the Sultanate of Tidore. After the procession continued with the city ceremonies of paji (release of the flag) and dama. The release ceremony of dama and paji was paraded alternately from soa to soa to Kadato Kie or the Sultanate of Tidore sultanate based in Soasio. Values in the Dama Nyili tradition include religious values and unity. Religious value means that always draw closer to Allah and ask Him to be kept away from disaster. While the Value of Unity means that diversity is a nature that is thankful for. In social life, differences in terms of ethnicity, religion, race or class become a force in maintaining the unity and integrity of the nation.
Keywords
Tradisi; Dama Nyili-Nyili; Masyarakat Tidore
References
Abdullah, Dkk. (2005). Pedoman Penulisan Sejarah Lokal. Jakarta : Asdep Urusan Sejarah Nasional Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Disbudpar. (2018). Festifal Tidore (Merawat Tradisi, Mempertegas Jati diri Bangsa Maritim. 30 Maret-12 April.
Lestari, Tri Puji. (2013). Pengunaan Media VCD Tradisi Dama Nyili-nyili Masyarakat Tidore Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk meningkatkan perestasi belajar dan kecintaan siswa terhadap tradisi lokal. Program pasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis. Tidak Diterbitkan.
Lexy, J. Moleong. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Lincoln dan Guba. (1985). Naturalistik Inquiry. Sage Publication: London.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Mulyana, Agus & Darmiasti. (2009). Historigrafi di Indonesia. Jakarta : PT. Refika Aditama.
Prayogi, Ryan dan Danial, Endang. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya pada Suku Bonai Sebagai Civil Culture di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokun Hulu Provinsi Riau. Jurnal Humanika. Volume.23, No.1.
Sutopo, H. B. (2006). Metodologi Penelian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penilitian. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.