KERANGKA HUKUM NEGARA DALAM MENGATUR AGRARIA DAN KEHUTANAN INDONESIA

Hendra Sukarman

Sari


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, populasi keseluruhannya terbesar dan luas tanah kira-kira enam kali ukuran Inggris. Tanah dan semua sumber daya alam secara hukum dikuasai oleh negara. Selama dua dekade terakhir, sistem dual administrasi tanah telah muncul dimana sekitar 39% dari lahan berada dalam yurisdiksi Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan 61% dikelola oleh Departemen Kehutanan (Dephut). Menyadari konflik yang luas atas tanah di dalam area hutan dan implikasi untuk keamanan pangan, makalah ini mengeksplorasi asal-usul dualitas ini dan tantangan apakah ada dasar hukum untuk Departemen Kehutanan untuk mengelola lahan.

Teks Lengkap:

DOWNLOAD PDF

Referensi


Badan Planologi Kehutanan, 2003. Pengelolan Pembangunan Kehutanan & Perkebunan yang Selaras dengan Proses Desentralisasi dan Penerapan Prisnsip prinsip Good Governance ditinjau dari Aspek Koordionasi Penyusunan Kebijakan, 14-15 Oktober 2003 Pekan Baru.

Boedi Harsono, 1997 Hukum Agraria Indonesia; Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, jilid 1, cetakan ke 8, Djambatan, Jakarta.

Brown David, 2003. Edicted to Rent. Jakarta.

Colchester Marcus, Sirait Martua & Widjarjo Boedhi 2003. The Application of FSC Principles 2 & 3 in Indonesia; Obstacles & Possibilities, Walhi, 2003 Jakarta.

de Jong Wil, Van Noordwijk Meine, Sirait Martua, Liswanti Nining & Suyanto. Farming the Secondary Forest. Paper prepared for the Secondary Forest Seminar, CIFOR-GTZ 2000. Samarinda. Published in Malaysian Forestry Journal, Penang 2002.

Dephut-Dinas Kehutanan Kab. Garut 2004, Laporan Operasi Jagawana Kab Garut 2004;

Departemen Kehutanan 2003. Statistik Kehutanan 2002. Dephut, Jakarta.

Departemen Kehutanan 2004. Statistik Kehutanan 2003, Dephut, Jakarta.

Fay Chip & Sirait Martua 2000, Reforming the Reformist, in Which Way Forward? People and Policy Making in Indonesia, Carol Colfer & Ida Aju Pradnja Resosudarmo ed. Resource For the Future, Washington

Fay Chip & Sirait Martua, Apakah Dampak Lingkungan system Wanatani? Perdebatan Fungsi Publik dan Privat, Wanatani yang dikelola oleh rakyat, dalam Wanatani di Nusa Tenggara. Prosiding Lokakarya Wanatani se Nusa Tenggara, 11-14 November 2001, Denpasar Bali. ICRAFWINROCK INTERNATIONAL. 2002

Fern 2001, Forest Fear:The Abuse of Human Rights in Forest Conflict;

Foresta, Kusworo, Michon, Djatmiko 2000, Ketika Kebun berupa hutan: Sebuah Sumbangan masyarakat, ICRAF Bogor

Jurnal Hutan Rakyat 2002, Sustensi Hutan Rakyat dan Pengelolaan DAS, Pustaka Hutan Rakyat Vol IV, no 3, Yogyakarta

Kusworo Ahmad, 2000 Perambah Hutan Atau Kambing Hitam? Potret Sengketa Kawasan Hutan di Lampung, ICRAF-IRD-WATALA, Pustaka Latin , Bogor

Litski Josef 2004, Forest Products: Fact Sheet 8, September 2004

Peluso Nancy L, 1992. Rich Forest Poor People. New Haven, New York

Roshetko, Mulawarman, Santosa, Oka (ed) 2002 Wanatani di Nusatenggara, ICRAF-Winrock, Bogor

Sirait Martua, Prasodjo Sukirno, Podger Nancy , Flavelle Alex & Fox Jefferson1994. Mapping Costumary Land in East Kalimantan; A tool for forest management. Journal of the Human Environment AMBIO. Vol XXIII no. 7 November 1994. The Royal Swedish Academy of Science, Sweden.

Sirait Martua & Moniaga Sandra, Sejarah Pemetaan Masyarakat dan Partisipasi Politik, Kabar JKPP, No I, 1997, Bogor.

Sirait Martua & Ruwijanto A. Proses Penetapan Kawasan Hutan Negara di Indonesia, TELAPAK Sirkular no. 1, 1998, Bogor.

Sirait Martua, Situmorang Lisken, Pengukuhan Hutan dan Reforma Penguasaan Tanah.. Paper presented during the JKPP Conference 2 April 2003, Cisarua West Java

Sirait Martua, Situmorang Lisken, Galudra Gamma, Fay Chip & Pasya Gamal, 2004 Kebijakan Pengukuhan Kawasan Hutan dan Realisasinya. ICRAF-SEA Working Paper, No.2004_2, Bogor

Sirait Martua, Don Bosco Bulor, Yoga Sofyar, Dwi Anugrah, Ratna Rismawan & Didin Suryadin. Kilip Journey to Seek Recognition: Reflection from the Development of Participatory Methodology of Identifying Adat Communities in Kutai Barat District, East Kalimantan. Paper Presented during the International Tenure

Conference on Indonesia; Questioning the Answers, 11-13 October 2004, Jakarta.

Sumardjono Maria, 2001. Kebijakan Pertanahan antara Regulasi & Implementasi, Kompas, Jakarta.

Sumardjono Maria, 2003 Penyempurnaan UUPA dan Sinkronisasi Kebijakan. SKH KOMPAS, Rabu 24 September 2003.

Sumardjono Maria, 2004a. Kedudukan Hak Ulayat dan Pengaturannya Dalam Berbagai Peraturan Perundang Undangan. dipresentasikan dalam berbagai seminar ditahun 2004.

Sumardjono Maria, 2004b. Kriteria Eksistensi Hak Ulayat. Paper disampaikan pada semiloka “perlindungan dan Pemajuan Hak Asasi Masyarakat Hukum Adat”, KOMNAS HAM-AIPI, 14 Desember 2004.

Suhardjito (ed), 2000, Hutan Rakyat di Jawa; Peranannya dalam Ekonomi Desa, Fahutan IPB, Bogor;

Sukanti Arie Hutagalung, Prof, 2003 Konsepsi yang mendasari Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, Universitas Indonesia, Jakarta.

Tari Dala & Adi Jaya, 2002, Pranata Hutan Rakyat, Pustaka Kehutanan Masyarakat, Debut, Yogyakarta.

Thornburn Craig 2002, The Plot Thickens; Decentralisation and Land Administration in Indonesia. UGM 2003, Penjabaran Prinsip Prisnip TAP MPR IX/2001 dan Upaya Harmoinisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Sumber Daya Agraria. UGM, 14 November 2003 Yogyakarta.

Warsi 2000, Ketika Rakyat Mengelola Hutan; Pengalaman dari Jambi, Pustaka SHK, Bogor.

World Agroforestry Center 2003, Towards Rationalization of Forest Areas. Working Paper 2003, Bogor.




DOI: http://dx.doi.org/10.25157/jigj.v3i2.419

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


___________________________________________________________________
R E D A K S I
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GALUH
JL. R.E. MARTADINATA NO. 150 Tlp. (0265) 771048 Ciamis
Email: justisiafhunigal150@gmail.com
__________________________________________________________________________
Jurnal Ilmiah Galuh Justisi is licensed under a Creative Commons Atribution ShareAlike 4.0 Internasional License